REVIEW FILM THE ACCOUNTANT (2016)

Hallo Blogger..

Kembali lagi di AuraWaves, pada kali ini kami akan memberikan hasil review film "The Accontant(2016)" yang telah kami saksikan sebelumnya..

  REVIEW FILM THE ACCOUNTANT




The accountant adalah film yang berasal dari Negara Amerika. Film yang resmi rilis pada tahun 2016 ini hadir di Indonesia akan tetapi pada saat itu saya belum sempat menontonya.
Pemeran utama dalam film ini adalah Christian Wolff yaitu seorang pria yang terdiagnosa memiliki gangguan autis sejak ia kecil.

Pola tingkah lakunya yang tidak normal sehingga membuat kedua orang tuanya memutuskan untuk mengkonsultasikan Christ kecil pada seorang psikolog. Ayah christ adalah seorang tentara angkatan darat Amerika yang bisa dikatakan memiliki kedudukan penting di Negara adidaya tersebut dan bukan tanpa alasan ayahnya mengajarkan segala hal kepada kedua anaknya. Ayahnya berharap dengan segala hal yang telah diajarkan, Christ dan kakaknya dapat hidup aman dan bisa menjaga dirinya sendiri.

Hidup Christ bukan semata-mata kehidupan seorang anak autis yang hidup tenang menjalani kesehariannya. Christ harus rela berpindah-pindah tempat untuk menjaga dirinya tetap aman. Sejujurnya selama saya menonton saya merasa kebingungan akan alur ceritanya. Hingga pada akhirnya saya hanya menikmati hal yang bersinggungan dengan teknologi, dan aksinya saja dalam film ini.

Saya suka tokoh Christ pada film ini. Karena selama film ini berlangsung walaupun filmnya tidak selesai sampai akhir, saya sangat suka pada bagian memecahkan  masalah dengan menuliskan hitungan akuntansi di kaca kantor dan juga menggunakan peralatan canggih serta koordinasi yang direspon begitu cepat.

Hampir semua film yang berasal dari Negara adidaya atau amerika ini memberikan tampilan teknologi yang begitu canggih sehingga rasanya segala informasi dapat diakses hanya dalam hitungan detik saja. Sungguh sangat menakjubkan. Akan tetapi yang saya tidak suka dari film ini adalah karakter Christ sangat kuat tapi ekspresinya sangat datar membuat saya sedikit bosan.

Post a Comment

Previous Post Next Post