Hallo Blogger..
Kembali lagi di AuraWaves, pada kali ini kami akan memberikan hasil review buku "Kambing Jantan" yang telah kami baca sebelumnya..
Judul : Kambing jantan
Pengarang : Raditya Dika
Penerbit : Gagas Media
Tebal : 252 Halaman
Cetakan Pertama : 2005
Tentang Penulis
Raditya Dika Nasution lahir di jakarta, 28 desember 1984, akrab di panggil Radith. Dia adalah seorang penulis asal indonesia. Di Indonesia, Radith di kenal sebagai penulis buku-buku jenaka. Tulisan-tulisan itu berasal dari blog pribadinya yang kemudian dibukukan. Buku pertamanya berjudul kambing jantan. Buku itu menceritakan tentang kehidupan radith saat kuliah di australia. Tulisan radith bisa di golongkan sebagai genre baru.
Tema yang disampaikan
Radit sukses menjadi penulis karena ia keluar dari arus utama (main stream). Ia tampil dengan genre baru yang segar karena memang belum banyak yang masuk ke dunia tulisan komedi. Apalagi bergaya diari pribadi (personal essay).
Buku ini “ Kambing Jantan- sebuah Catatan harian pelajar bodoh “ secara tidak langsung membuat ketertarikan ingin membacanya. Yang paling mempengaruhi itu adalah judulnya yang berbeda dari penulis lain, ide nama binatang. Banyak orang yang salah memprediksikan isi buku ini, karena mereka melihat dari judulnya, padahal isinya sangat berbeda dengan yang mereka prediksikan. Kambing Jantan ini di ambil sebagai judul karena Radith biasanya di panggil dengan sebutan kambing dan Jantan karena dia seorang laki-laki.
Menurut saya, tulisan-tulisan Bang Dika ini tidak mempunyai tema khusus karena semua tulisan merupakan kejadian sehari-harinya yang ajaib.Yang patut di bagikan kepada banyak orang.
Sinopsis.
Dalam buku yang saya resensi ini menceritakan radith yang mengalami kebimbangan, antara tetap tinggal di jakarta bersama temen-temennya atau mengikuti saran orang tuanya untuk melanjutkan sekolah di luar negeri. Radith yang biasanya di panggil “kambing” oleh teman-temannya dan dia mempunyai pacar yang sering dipanggil “kebo”. Radith memilih meninggalkan teman-temannya dan pacarnya, untuk berangkatke Adelaide, Australia untuk melanjutkan studi di bidang finance, yang tidak sesuai dengan minatnya.
Selama radith kuliah di Australia banyak masalah muncul dan harus menjalani hubungan jarak jauh dengan “kebo”. Pertama masalah menbengkaknya pengeluaran, komunikasi dengan “kebo” yang terganggu hingga kehidupan radith dan “kebo” kaya dua orang planet yang beda. Masalah yang timbul itu membuat radith kesulitan mengikuti semua pelajaran. Ditambah lagi dengan kehadiran dosennya, Sally Dickson yang kayaknya lebih mirip tentara baru lulus audisi ketimbang dosen. Di saat hubungan radith dengan kebo mengalami masalah, Radith bertemu dengan ine, teman semasa SD dulu . Ine ternyata adalah pembaca setia blognya “kambingjantan.com”. Ine membuka pikiran radith, kalau dia bisa penulis komedi tenar dan terkenal. Sedangkan persahabatannya dengan Hariyanto, teman kuliahnya dari kediri. Menambah keyakinan kepada radith untuk memilih kehidupan yang diinginkannya.
Kelebihan
Secara keseluruhan novel yang ditulis radith ini cukup segar dan komplit. Buku berjudul Kambing Jantan masuk dalam kategori Best seller di indonesia. Dengan menggunakan gaya tutur cerita ala blog, pesan dalam novel tersampaikan dengan baik dan mengandung unsur cerita yang cerita yang sedikit nyeleneh dan humor. Covernya pun menarik dengan grafik yang bagus. Satu lagi, yang baca novel ini dimohon untuk berhati-hati, soalnya buat kita semua tertawa terbahak-bahak sampai dikira orang gila.
Kekurangan
Gaya Bahasa yang di angkat dari cerita-cerita Dika ini sebenarnya bisa dibilang santai, bahasa yang di gunakan adalah bahasa yang sering dipakai dalam kehidupan sehari hari, tidak terlalu baku dan formal namun juga bisa dibilang rancu atau campur aduk, campuran antara Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Gaul. Kata-kata yang biasanya di pakai dalam penulisan tidak seperti penulisan yang sebenarnya. Seperti “Gud” yang seharusnya “Good”. Juga ada penyingkatan bahasa yang asal “PKGIOSLBDDPCCYH” yang diambil dari “Partai kambing Ganteng Itu Ok Sekali Lho Bo Dung Dung Pret Cuih Cuih Yiii Ha”. Tapi itulah yang membuat buku kumpulan cerpen ini mempunyai nilai plus, Bahasa yang santai, tidak berat dan ringan membuat pembacanya tidak bosan dan ingin lebih membaca lagi cerita-cerita berikutnya.
Amanat
Setelah membaca buku ini mungkin pesan moral yang pertama kali di dapat dari seorang Radith adalah menjalani hidup dengan santai, masalah yang berat tidak usah terlalu dipikirkan dan diambil pusing, semua masalah pasti ada jalan keluarnya. Selain itu pesan sosial dari buku ini adalah sikap Dika yang bangga akan Indonesia juga diperlihatkannya dalam tulisan “Kami, Pelajar Indonesia Memakan Korban Bule” di dalam tulisan ini Dika dan kawan-kawan berusaha mempopulerkan Bahasa Indonesia keseluruh pelosok penjuru sekolahnya di Adeleide. Dan hasilnya pun menakjubkan, banyak teman Dika yang bertekat mahir berbahasa Indonesia.
Penutup
Membaca buku ini dijamain akan beneran mengocok perut anda, lucunya mengalir begitu saja walaupun tidak ada inti cerita di dalamnya. Simpel, nakal, dan inspiratif. Mungkin itulah beberapa kata yang bisa menggambarkan buku ini, Kambing Jantan. Pengalaman dan kisah-kisahnya yang konyol yang ditambah juga dengan pengalamannya sekolah di Adelaide, membuat buku ini semakin berwarna. Bahasanya nyaman dan anak muda banget. Gak akan bosen baca berulang-ulang, cocoklah buat ngisi waktu.
Benar-benar catatan pelajar "bodoh". Dika mempersembahakan banyak cerita yang sangat natural dan mengalir. Sangat ringan dibaca tapi tetap memiliki sesuatu yang dapat diambil sebagai teladan. Dika memberikan gambaran kehidupan yang tidak dibuat-buat mulai dari keluarga, pacar, dan dunia pendidikan. Membaca buku ini sangat mengasikkan dan bisa membuat pembaca awet muda. Jadi, rugi banget bagi yang belum pernah membaca kumpulan cerita pendek Raditya Dika ini. Dijamin bisa membuat anda berguling-guling tertawa karena kegilaan ceritanya.
Kembali lagi di AuraWaves, pada kali ini kami akan memberikan hasil review buku "Kambing Jantan" yang telah kami baca sebelumnya..
Review book
Judul : Kambing jantan
Pengarang : Raditya Dika
Penerbit : Gagas Media
Tebal : 252 Halaman
Cetakan Pertama : 2005
Tentang Penulis
Raditya Dika Nasution lahir di jakarta, 28 desember 1984, akrab di panggil Radith. Dia adalah seorang penulis asal indonesia. Di Indonesia, Radith di kenal sebagai penulis buku-buku jenaka. Tulisan-tulisan itu berasal dari blog pribadinya yang kemudian dibukukan. Buku pertamanya berjudul kambing jantan. Buku itu menceritakan tentang kehidupan radith saat kuliah di australia. Tulisan radith bisa di golongkan sebagai genre baru.
Tema yang disampaikan
Radit sukses menjadi penulis karena ia keluar dari arus utama (main stream). Ia tampil dengan genre baru yang segar karena memang belum banyak yang masuk ke dunia tulisan komedi. Apalagi bergaya diari pribadi (personal essay).
Buku ini “ Kambing Jantan- sebuah Catatan harian pelajar bodoh “ secara tidak langsung membuat ketertarikan ingin membacanya. Yang paling mempengaruhi itu adalah judulnya yang berbeda dari penulis lain, ide nama binatang. Banyak orang yang salah memprediksikan isi buku ini, karena mereka melihat dari judulnya, padahal isinya sangat berbeda dengan yang mereka prediksikan. Kambing Jantan ini di ambil sebagai judul karena Radith biasanya di panggil dengan sebutan kambing dan Jantan karena dia seorang laki-laki.
Menurut saya, tulisan-tulisan Bang Dika ini tidak mempunyai tema khusus karena semua tulisan merupakan kejadian sehari-harinya yang ajaib.Yang patut di bagikan kepada banyak orang.
Sinopsis.
Dalam buku yang saya resensi ini menceritakan radith yang mengalami kebimbangan, antara tetap tinggal di jakarta bersama temen-temennya atau mengikuti saran orang tuanya untuk melanjutkan sekolah di luar negeri. Radith yang biasanya di panggil “kambing” oleh teman-temannya dan dia mempunyai pacar yang sering dipanggil “kebo”. Radith memilih meninggalkan teman-temannya dan pacarnya, untuk berangkatke Adelaide, Australia untuk melanjutkan studi di bidang finance, yang tidak sesuai dengan minatnya.
Selama radith kuliah di Australia banyak masalah muncul dan harus menjalani hubungan jarak jauh dengan “kebo”. Pertama masalah menbengkaknya pengeluaran, komunikasi dengan “kebo” yang terganggu hingga kehidupan radith dan “kebo” kaya dua orang planet yang beda. Masalah yang timbul itu membuat radith kesulitan mengikuti semua pelajaran. Ditambah lagi dengan kehadiran dosennya, Sally Dickson yang kayaknya lebih mirip tentara baru lulus audisi ketimbang dosen. Di saat hubungan radith dengan kebo mengalami masalah, Radith bertemu dengan ine, teman semasa SD dulu . Ine ternyata adalah pembaca setia blognya “kambingjantan.com”. Ine membuka pikiran radith, kalau dia bisa penulis komedi tenar dan terkenal. Sedangkan persahabatannya dengan Hariyanto, teman kuliahnya dari kediri. Menambah keyakinan kepada radith untuk memilih kehidupan yang diinginkannya.
Kelebihan
Secara keseluruhan novel yang ditulis radith ini cukup segar dan komplit. Buku berjudul Kambing Jantan masuk dalam kategori Best seller di indonesia. Dengan menggunakan gaya tutur cerita ala blog, pesan dalam novel tersampaikan dengan baik dan mengandung unsur cerita yang cerita yang sedikit nyeleneh dan humor. Covernya pun menarik dengan grafik yang bagus. Satu lagi, yang baca novel ini dimohon untuk berhati-hati, soalnya buat kita semua tertawa terbahak-bahak sampai dikira orang gila.
Kekurangan
Gaya Bahasa yang di angkat dari cerita-cerita Dika ini sebenarnya bisa dibilang santai, bahasa yang di gunakan adalah bahasa yang sering dipakai dalam kehidupan sehari hari, tidak terlalu baku dan formal namun juga bisa dibilang rancu atau campur aduk, campuran antara Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Gaul. Kata-kata yang biasanya di pakai dalam penulisan tidak seperti penulisan yang sebenarnya. Seperti “Gud” yang seharusnya “Good”. Juga ada penyingkatan bahasa yang asal “PKGIOSLBDDPCCYH” yang diambil dari “Partai kambing Ganteng Itu Ok Sekali Lho Bo Dung Dung Pret Cuih Cuih Yiii Ha”. Tapi itulah yang membuat buku kumpulan cerpen ini mempunyai nilai plus, Bahasa yang santai, tidak berat dan ringan membuat pembacanya tidak bosan dan ingin lebih membaca lagi cerita-cerita berikutnya.
Amanat
Setelah membaca buku ini mungkin pesan moral yang pertama kali di dapat dari seorang Radith adalah menjalani hidup dengan santai, masalah yang berat tidak usah terlalu dipikirkan dan diambil pusing, semua masalah pasti ada jalan keluarnya. Selain itu pesan sosial dari buku ini adalah sikap Dika yang bangga akan Indonesia juga diperlihatkannya dalam tulisan “Kami, Pelajar Indonesia Memakan Korban Bule” di dalam tulisan ini Dika dan kawan-kawan berusaha mempopulerkan Bahasa Indonesia keseluruh pelosok penjuru sekolahnya di Adeleide. Dan hasilnya pun menakjubkan, banyak teman Dika yang bertekat mahir berbahasa Indonesia.
Penutup
Membaca buku ini dijamain akan beneran mengocok perut anda, lucunya mengalir begitu saja walaupun tidak ada inti cerita di dalamnya. Simpel, nakal, dan inspiratif. Mungkin itulah beberapa kata yang bisa menggambarkan buku ini, Kambing Jantan. Pengalaman dan kisah-kisahnya yang konyol yang ditambah juga dengan pengalamannya sekolah di Adelaide, membuat buku ini semakin berwarna. Bahasanya nyaman dan anak muda banget. Gak akan bosen baca berulang-ulang, cocoklah buat ngisi waktu.
Benar-benar catatan pelajar "bodoh". Dika mempersembahakan banyak cerita yang sangat natural dan mengalir. Sangat ringan dibaca tapi tetap memiliki sesuatu yang dapat diambil sebagai teladan. Dika memberikan gambaran kehidupan yang tidak dibuat-buat mulai dari keluarga, pacar, dan dunia pendidikan. Membaca buku ini sangat mengasikkan dan bisa membuat pembaca awet muda. Jadi, rugi banget bagi yang belum pernah membaca kumpulan cerita pendek Raditya Dika ini. Dijamin bisa membuat anda berguling-guling tertawa karena kegilaan ceritanya.
Post a Comment